Generasi Z dan Manajer: Mengenal Satu Sama Lain
Ms Creary menyampaikan banyak Generasi Z telah melewati sekolah dengan anggapan itu sebagai semacam olahraga kompetitif — bahwa klub-klub yang bergabung dan bekerja sukarela selama berjam-jam akan menjamin kesuksesan. "Ada perasaan bahwa jikalau saya hanya mencentang kotak-kotak saya akan hingga ke daerah yang saya inginkan," kata Ms Creary.
“Dan itu bukan bagaimana keberhasilan kadang kala bekerja di daerah kerja. Hubungan dengan orang lain benar-benar kunci keberhasilan — dan tidak hanya memahami apa artinya membangun hubungan dengan teman sebaya, tetapi juga mentor, itulah mengapa percakapan tatap muka itu penting. ”
Kepada Generasi Z, Ms. Creary menasihati: “Membangun jaringan pendukung yang akan mengadvokasi Anda atas nama Anda. Pastikan Anda mengenal orang yang berbeda dalam pekerjaan, termasuk mereka yang bekerja di banyak sekali bidang perusahaan dan dalam tugas yang lebih senior. ”Dan mengenai umpan balik, ia menyampaikan untuk menetapkan impian yang realistis. “Umpan balik tidak selalu tiba sesering yang Anda inginkan. Jika Anda ingin mengetahui kinerja Anda dan bekerja di perusahaan besar, pertimbangkan untuk mengatur pertemuan triwulanan dengan manajer Anda. Lebih sering dari itu mungkin tidak realistis, terutama jikalau manajer Anda mengawasi lebih dari lima karyawan. "
Menutup Celah Generasi
Di sisi lain, manajer harus transparan dan memperkuat norma dan kebijakan penting di daerah kerja, saran Creary. “Ketahuilah bahwa Anda dan rekan kerja Gen Z Anda mungkin mendekati pekerjaan secara berbeda, jadi pastikan bahwa Anda mempunyai percakapan pribadi wacana hal ini di muka yang menyentuh norma dan kebijakan di daerah kerja. Bersiaplah untuk menjelaskan mengapa norma-norma ini penting. ”
Ini juga sanggup membantu pengawas untuk mengenal karyawan Generasi Z pada tingkat yang lebih pribadi. “Setiap orang mempunyai tingkat kenyamanan yang berbeda ketika mengungkapkan info pribadi,” katanya. “Namun, karyawan Gen Z Anda mungkin lebih cenderung untuk membuatkan info pribadi sebagai cara untuk membuat hubungan yang lebih erat dengan Anda. Tidak ada yang meminta Anda untuk membuatkan info yang membuat Anda merasa tidak nyaman, tetapi pertimbangkan apakah ada hobi, fakta menyenangkan, pengalaman, dll. yang sanggup Anda bagikan dengan mereka yang akan membantu mereka melihat Anda sebagai orang yang nyata. "
Manajer mungkin pintar untuk "mengambil pendekatan yang lebih realistis dan untuk duduk dan benar-benar mengingat menyerupai apa kita pada usia itu dan apa yang kita lakukan," kata Matthew Bidwell, associate professor of management di The Wharton School. “Orang-orang di dunia kerja tidak mempunyai banyak pengetahuan belakang layar yang telah dipelajari manajer selama bertahun-tahun wacana hal-hal menyerupai cara yang pantas untuk berperilaku — cara untuk menghadirkan diri Anda, semua hal semacam itu. Itu membutuhkan waktu untuk belajar, dan Anda harus khawatir tetapi tidak ngeri bahwa orang-orang muda tidak mengetahuinya. "
Lebih Terhubung ke Orang Tua Mereka
Satu perubahan sosial besar sanggup mempunyai implikasi bagi tenaga kerja masa depan. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang bau tanah dalam beberapa tahun terakhir telah menghabiskan jauh lebih banyak waktu dengan bawah umur mereka, sebut Tn. Bidwell.
Para ibu beralih dari menghabiskan 10 jam per ahad dengan bawah umur mereka pada tahun 1965 menjadi 14 jam pada tahun 2011; ayah dari 2,5 jam per ahad dengan bawah umur mereka pada tahun 1965 hingga 7 jam pada tahun 2011, berdasarkan sebuah studi Pew Research Center 2012.
Ini sanggup membuat gelombang pekerja yang lebih berhati-hati dan kurang berdikari — atau mereka yang lebih baik dalam mengambil arahan. "Itu sanggup baik," kata Mr. Bidwell.
Jadi, Generasi Z mungkin ingin memperhatikan apa yang sanggup mereka lakukan untuk mengakomodasi lingkungan mereka. Sarannya kepada siapa pun yang gres saja memasuki dunia kerja: "Perhatikan, usikan banyak pertanyaan, hormati fakta bahwa Anda tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ini menyerupai memasuki sekolah gres untuk pertama kalinya. "
Bagian ini awalnya diterbitkan oleh Knowledge @ Wharton
Knowledge@Wharton
Knowledge@Wharton at the Wharton School of the University of Pennsylvania
Diterjemahkan dari link BrinkNews
0 komentar:
Posting Komentar