JAKARTA. Bisnis perusahaan asuransi umum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) lesu. Mayoritas emiten asuransi umum memang masih sanggup mencatatkan pertumbuhan premi di kuartal I 2017.
Dari sembilan emiten, hanya dua perusahaan membukukan penurunan pendapatan premi. Cuma, dari sisi laba, ada lima perusahaan asuransi umum membukukan penurunan keuntungan higienis (lihat tabel).
PT Victoria Insurance Tbk (VINS) misalnya. Pendapatan premi perusahaan ini sejatinya masih naik 60,22% menjadi Rp 8,54 miliar di kuartal I-2017. Tapi, keuntungan higienis VINS justru menurun 42,47% menjadi Rp 2,33 miliar.
Beban klaim neto yang meningkat 190,39% menjadi Rp 6,65 miliar menekan kinerja emiten ini.
Nasib, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) lebih baik. Perusahaan ini masih sanggup membukukan kenaikan pendapatan premi dan keuntungan meski tipis.
Premi neto AHAP tumbuh 4,15% menjadi Rp 42,87 miliar. Sementara keuntungan cuma naik 2,94% menjadi Rp 1,05 miliar.
Sunyata Wangsadarma, Direktur Utama AHAP mengatakan, lini bisnis kendaraan bermotor masih menjadi andalan bagi bisnis AHAP. "Meskipun porsi kendaraan bermotor tahun ini turun 45% dibandingkan tahun sebelumnya berkontribusi 55%," ujar Sunyata, Minggu (7/4).
Dewi Fortuna juga memayungi PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA). Meski premi neto menurun, keuntungan perusahaan ini justru naik 5,22% menjadi Rp 42,74 miliar. Penurunan pendapatan premi tersebut karena premi dari kendaraan dan kecelakaan serta kesehatan menurun.
Premi asuransi kendaraan menurun 12,57% menjadi Rp 215,26 miliar. Sementara premi asuransi kecelakaan dan kesehatan turun 18,24% menjadi Rp 38,64 miliar.
Menurut Dadang Sukresna Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), kinerja asuransi yang lesu dikarenakan penjualan kendaraan yang melemah di awal tahun 2017. Padahal, asuransi kendaraan menyumbang 30% untuk keseluruhan kinerja perusahaan asuransi.
Sumber: Kontan
Selasa, 10 September 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar